Pengikut

Kamis, 29 November 2018

BIOGAS DARI LIMBAH KOTORAN SAPI


                                   BIOGAS DARI LIMBAH KOTORAN SAPI

                                                     Oleh: M. Sholeh Nugroho Pribadi
  

Kebutuhan akan sumber energi minyak bumi semakin besar terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, akan tetapi ketersediaannya semakin menipis. Hal ini menyebabkan kenaikan harga minyak menjadi tak terkendali.Selain itu sebagian besar sumber energi  dipenuhi dari sumber energi fosil yang  terbatas dan semakin menipis.
Himpitan ekonomi akibat kenaikan harga BBM membuat masyarakat beralih pada kayu bakar yang lebih murah, sehingga berpotensi menyebabkan kerusakan hutan, menimbulkan banjir, longsor, dan kerusakan lingkungan.
Limbah kotoran ternak selama ini belum tertangani dengan baik sehingga mengganggu keindahan, menimbulkan pencemaran udara/bau, air dan tanah, bahkan  terkadang menimbulkan masalah sosial.
Permasalahan lain di bidang pertanian adalah tingkat kesuburan tanah semakin menurun (bahan organik < 2%), akibat pertanian intensif yang kurang memperhatikan  kesehatan tanah dan keseimbangan alam.
Hal-hal diatas memerlukan langkah-langkah pemecahan yang nyata untuk mengatasinya. Teknologi Tepat  Guna Biogas merupakan jawaban yang tepat untuk memecahkan masalah yang kompleks ini. Biogas adalah Gas Methana (CH4) yang dihasilkan dari dekomposisi bahan-bahan organik secara anaerob (tanpa oksigen) yang terjadi secara alami.
Biogas bisa menjadi sumber energi alternatif yang terbarukan dan ramah lingkungan untuk skala kebutuhan keluarga. Manfaat biogas diantaranya adalah untuk memasak, sumber penerangan, untuk menggerakkan generator listrik,  menggerakkan mesin dan bahan bakar kendaraan
Secara garis besar keuntungan yang diperoleh dengan mengolah limbah kotoran ternak menjadi biogas adalah :
1.      Tersedianya Bahan Bakar Murah setiap saat. Pemakaian Biogas menghemat dana belanja bahan bakar per bulan
2.      Mendorong peningkatan produksi ternak. Petani akan menggiatkan usaha peternakan karena merasakan keuntungan ganda dari usaha ternak.
3.      Mendorong Penyediaan Pupuk Organik. Keluaran dari  Biodigester dapat digunakan sebagai pupuk organik yang baik karena telah mengalami proses dekomposisi.
4.      Mendorong peningkatan produksi dan kualitas pertanian. Penggunaan pupuk organik yang tepat akan memperbaiki kesuburan tanah, meng-efisien-kan penggunaan pupuk kimia serta meningkatkan kualitas dan produksi  hasil pertanian.
5.      Menjaga kelestarian lingkungan.Hasil pembakaran biogas lebih bersih, sehingga tidak mencemari lingkungan, mencegah pencemaran limbah ternak, mengurangi kerusakan hutan untuk kayu bakar.
Biodigester permanen skala rumah tangga di Desa Bobang Kec. Semen
           Bahan baku untuk membuat Biogas (gas methana) adalah limbah ternak sapi, kerbau, ayam, dan limbah organik lainnya misalkan limbah pengolahan tahu.
Kebutuhan bahan baku : 1(satu) keluarga dengan  5 anggota keluarga membutuhkan 4 ekor ternak sapi, dengan perhitungan kotoran ternak sejumlah 40 kg/ hari dan akan menghasilkan biogas sejumlah 1,44 m3 /hari.
Pembuatan alat penghasil Biogas (Biodigester/ generator) sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Biodigester skala kecil bagi rumahtangga dapat dibuat dengan bahan dari semen, tandon air maupun plastik Polyethylen.
            Hasil sampingan dari proses pembuatan biogas adalah sluri atau limbah cair dan padat yang bisa digunakan untuk pupuk organic atau pakan ikan. Keuntungan pemanfaatan sluri biogás diantaranya : kualitas pupuk  organik yang baik dan mudah diserap tanaman, tidak ada diseminasi ,  sudah tidak berbau dan mengandung mikroorganisme yang baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar