Pengikut

Kamis, 29 November 2018

BIO-PESTISIDA ASAP CAIR UNTUK PERTANIAN


BIO-PESTISIDA  ASAP CAIR UNTUK PERTANIAN

Oleh: M. Sholeh Nugroho Pribadi.
Asap Cair dalam beberapa tingkatan kualitas

Berkembangnya resistensi dan resurgensi akibat penggunaan pestisida kimia menjadi masalah serius yang dihadapi petani Indonesia saat ini.
Salah Satu jalan untuk memperlambat, menghindari resistensi pestisida adalah melalui program pengelolaan resistensi pestisida.
Untuk mengendalikan hama yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan organik atau bahan alami sebagai bio pestisida.
Salah satu biopestisida yang diketahui efektif untuk mengendalikan hama adalah asap cair dari tempurung kelapa.
Asap cair merupakan cairan kondensasi uap asap hasil pirolisis/ pembakaran kayu yang mengandung senyawa asam, fenol dan karbonil hasil pembakaran komponen selulosa, hemiselulosa dan lignin.
Bahan Baku yang banyak digunakan bonggol kelapa sawit, tempurung kelapa, sekam, serbuk gergaji kayu, dan berbagai macam jenis kayu lainnya 
 

Proses Pembuatan Asap Cair secara sederhana adalah sebagai berikut :
1.      Tempurung kelapa dibersihkan dan dikering anginkan
2.      Selanjutnya tempurung dan dimasukkan ke alat pembakaran
3.      Reaktor pirolisis ditutup rapat dan dinyalakan untuk melakukan proses pirolisa selama 6-8 jam
4.      Asap akan keluar dari wadah dan masuk kondensor/pendingin yang terendam dalam bak air (terkondensasi). Asap cair yang dihasilkan 25 liter/ 100 kg
5.      Pada akhirnya mengeluarkan cairan hasil kondensasi yang ditampung dalam wadah, Pemanasan diakhiri sampai tidak ada asap cair yang menetes dalam wadah
6.      Cairan yang diperoleh merupakan campuran heterogen antara asap cair dengan tar. Cairan didiamkan selama satu minggu agar tar dan senyawa lainnya mengendap, kemudian disaring.
Kandungan utama : fenol, asam karbamadat, asam propionat, asam asetat, asam dodekanoat, asam miristat, asam palmitat, dan asam butirat.
Fenol atau asam karbolat (C6H5OH) merupakan bahan aktif yang dapat digunakan sebagai bio pestisida adalah zat kristal tidak berwarna yang memiliki bau khas, Bersifat cenderung asam karena dapat melepaskan ion H+  dari gugus –OH. Mekanisme kerja fenol adalah Menyebabkan kerusakan sel bakteri, denaturasi protein, menginaktifkan enzim , dan menyebakan kebocoran sel, menghambat pertumbuhan bakteri (Corn dan Stumf, 1976).
Tabel 1. Kandungan Asap Cair dari Berbagai Jenis Bahan
Jenis Bahan
Fenol (%)
Karbonil (%)
Keasaman (%)
Indeks Pencoklatan (%)
Kayu Jati
2.70
13.58
7.21
2.16
Kayu Lamtoro
2.10
10.32
6.21
0.96
Tempurung Kelapa
5.13
13.28
11.39
1.18
Kayu Mahoni
2.16
15.23
6.26
2.11
Kayu Kamper
2.20
8.56
4.27
0.55
Kayu Bangkirai
2.93
12.31
5.55
0.84
Kayu Kruing
2.41
8.72
5.21
0.64
Glugu
3.16
12.94
6.61
1.16

Menurut beberapa penelitian, manfaat Asap cair secara umum antara lain : meningkatkan kualitas tanah, menetralisir asam tanah, membunuh hama tanaman, mengontrol pertumbuhan tanaman, pengusir serangga, mempercepat pertumbuhan pada akar, batang, umbi, daun, bunga, dan buah.
Asap cair yang dihasilkan dari pirolisis atau pembakaran adalah Asap cair grade 3. Asap cair ini tak dapat digunakan untuk pengawet makanan, karena masih banyak mengandung tar yang karsinogenik. Asap cair grade 3 tidak digunakan untuk pengawet bahan pangan, tapi dipakai pada pengolahan karet penghilang bau, bio pestisida, biofungisida dan pengawet kayu
Aplikasi Asap Cair sebagai Bio Pestisida :
  • Hama trips & Apids pada tanaman cabai, hama ulat pada tanaman tomat dan padi, hama burung dosis 400-500 ml per tangki (15 liter)
  • Mengendalikan antraknose dan penyakit layu dengan dosis 400-500 ml per tangki (15 liter)
  • Asap cair efektif mengendalikan hama belalang dan ulat Prodenia Litura, walang sangit, hama kutu putih (Ceratovacuna Lanigera), penyakit blendek (busuk batang Phytohthera sp.) pada tanaman jeruk keprok dengan perbandingan asap cair 1:15. 
  • Asap cair efektif mengendalikan rayap, nyamuk, semut dengan dosis 20 cc/lt atau setiap tiga hari sekali pada tempat yang terserang.
  • Asap cair efektif mempercepat pertumbuhan tanaman secara vegetatif, dengan dosis 20 cc/lt setiap 2 minggu sekali disemprotkan ke daun atau disiram melalui akar
  • Asap cair efektif sebagai pupuk, dengan menyemprotkan asap cair konsentrasi 1:1.000 di atas permukaan daun pada tanaman muda. Sedangkan pada  tanaman dewasa, larutan asap cair disiramkan di sekitar perakaran setiap dua pekan
Sumber :
Anonimous. 3 Jenis Asap Cair Batok Kelapa Manfaat Dan Kegunaannya. Madaniah
Fitrionando Manfaat asap cair untuk pertanian

5 komentar:

  1. Asap cair efektif sebagai pupuk, dengan menyemprotkan asap cair konsentrasi 1:1.000 ijin bertanya maksutnya bagaimana?

    BalasHapus
  2. perbandinganya misal 1ml asap cair dicampur 1000ml air, jika 100ml asap cair berarti 100.000ml atau 10ltr air

    BalasHapus
  3. Untuk hama burung 500ml/liter apakah sudah diujicobakan?

    BalasHapus
  4. Apakah biaa dicampur dengan pestisida kimia saat aplikasi ketanaman padi sawah

    BalasHapus
  5. Apakah bisa di campur dengan pasnab. Jika bisa perbandinganya berapa?....

    BalasHapus