Pengikut

Kamis, 29 November 2018

PENGARUH TANAMAN PENAUNG KAKAO MUDA DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI AWAL TANAMAN NILAM ACEH ACEH



PENGARUH TANAMAN PENAUNG KAKAO MUDA DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI AWAL TANAMAN NILAM ACEH ACEH (Pogestemon Cablin Benth)

Oleh: M. Sholeh Nugroho Pribadi.
Tanaman Nilam Aceh (Pogestemon Cablin Benth)


Tanaman Nilam Aceh aceh merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang mempunyai prospek cerah, tetepi pengembangannya masih terkendala oleh produktivitas dan mutu miyak Nilam Aceh yang rendah. Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya areal pertanaman budidaya yang kurang optimal. Disisi lain budidaya kako menghadapi kendala fluktuasi harga, serangan hama penyakit, dan musim yang terkadang tidak mendukung. Untuk mengurangi resiko dalam budidaya kako maka dilakukan usaha diversifikasi tanaman kakao dengan tanaman penaung dan tanaman sela yang produktif. Tumpangsari tanaman Nilam Aceh-kakao muda dengan jenis penanung tertenstu dan pemupukan yang tepat diharapkan dapat memecahkan masalah ini.
            Penelitian yang dilaksanakan di lahan kebun percobaan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Kaliwining Jember, ketinggian tempat 45 m diatas permukaan laut, tipe iklim D menurut Schmidt dan Fergusson, Jenis tanah glei humik rendah pada bulan Agustus 2005 sampai Januari 2006  bertujuan untuk : 1) mengetahui jenis penaung kakao muda yang mampu menghasilkan pertumbuhan dan produksi awal yang optimal bagi Nilam Aceh Aceh, 2) mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk NPK yang dapat memberikan pertumbuhan dan produksi yang terbaik, 3) mengetahui apakah ada interaksi anatara jenis penanung kakao muda dengan  paket dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, 4) mengetahui pengaruh tanaman Nilam Aceh terhadap pertumbuhan tanaman kakao muda.
            Rancangan percobaan yang digunakan adalah factorial petak terbagi (split plot) yang terdiri dari 2 faktor diulang 3 kali, factor pertama (petak utama) adalah Penaung (N) dengan taraf 3 penaung yaitu : tanpa penaung (T), penaung lamtoro (L), dan penaung pinang (P). Faktor kedua (anak petak) terdiri dari 4 taraf dosis paket pemupukan (P) yaitu tanpa pemupukan (P0), 140 kg Urea, 35 kg SP-36, 70 KCL (P1), 280 kg Urea, 70 kg SP-36, 140 KCL(P2) dan 560 kg Urea, 140 kg SP-36, 280 KCL(P3).
            Hasilnya menunjukkan bahwa Nilam Aceh tanpa penaung memberikan pertumbuhan dan produksi awal yang lebih baik dibandingkan dengan Nilam Aceh yang tumbuh dibawah naungan. Diantara perlakuan penaung, pertumbuhan dan produksi awal tanaman Nilam Aceh dibawah penaung lamtoro menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan pada pinang. Hasil terbaiak parameter pertumbuhan berat daun basah dan kering berat tanaman kering, serta produksi awal tanaman Nilam Aceh yang meliputi terna kering dan minyak Nilam Aceh diberikan pada dosis P1 (140 kg Urea, 35 kg SP-36, 70 KCL), meskipun pada parameter pertumbuhan lainnya, yaitu tinggi tanaman, lilit batang, jumlah daun, luas daun dan kadar klorofil, dosis paket pupuk P3 (560 kg Urea, 140 kg SP-36, 280 KCL) menunjukkan hasil yang lebih baik. Terdapat interaksi nyata anatara penaungan dan dosis paket pupuk NPK pada berat tanaman kering dengan perolehan hasil terbaik pada perlakuan Nilam Aceh tanpa penaung P1 (TPP1). Penanaman Nilam Aceh sebagai tanaman sela kakao muda tidak memberikan engaruh negative pada pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter batang kakao. Hal ini menunjukkan Nilam Aceh sebagai tanaman sela kakao dapat memberikan tambahan penghasilan bagi pekebun. Tanaman Nilam Aceh aceh sebagai tanaman sela kakao muda dapat memberikan tambahan penghasilan bagi pekebun meskipun B/C rationya lebih kecil daripada yanag dihasilkan oleh Nilam Aceh tanpa penaung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar