PENGARUH TANAMAN PENAUNG KAKAO MUDA
DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI AWAL TANAMAN NILAM ACEH
ACEH (Pogestemon Cablin Benth)
Oleh:
M. Sholeh Nugroho Pribadi.
Tanaman Nilam Aceh (Pogestemon Cablin Benth) |
Tanaman Nilam Aceh aceh merupakan
salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang mempunyai prospek cerah, tetepi
pengembangannya masih terkendala oleh produktivitas dan mutu miyak Nilam Aceh
yang rendah. Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya areal pertanaman
budidaya yang kurang optimal. Disisi lain budidaya kako menghadapi kendala
fluktuasi harga, serangan hama penyakit, dan musim yang terkadang tidak
mendukung. Untuk mengurangi resiko dalam budidaya kako maka dilakukan usaha
diversifikasi tanaman kakao dengan tanaman penaung dan tanaman sela yang
produktif. Tumpangsari tanaman Nilam Aceh-kakao muda dengan jenis penanung
tertenstu dan pemupukan yang tepat diharapkan dapat memecahkan masalah ini.
Penelitian
yang dilaksanakan di lahan kebun percobaan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia Kaliwining Jember, ketinggian tempat 45 m diatas permukaan laut, tipe
iklim D menurut Schmidt dan Fergusson, Jenis tanah glei humik rendah pada bulan
Agustus 2005 sampai Januari 2006
bertujuan untuk : 1) mengetahui jenis penaung kakao muda yang mampu
menghasilkan pertumbuhan dan produksi awal yang optimal bagi Nilam Aceh Aceh,
2) mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk NPK yang dapat memberikan
pertumbuhan dan produksi yang terbaik, 3) mengetahui apakah ada interaksi
anatara jenis penanung kakao muda dengan
paket dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, 4)
mengetahui pengaruh tanaman Nilam Aceh terhadap pertumbuhan tanaman kakao muda.
Rancangan
percobaan yang digunakan adalah factorial petak terbagi (split plot) yang
terdiri dari 2 faktor diulang 3 kali, factor pertama (petak utama) adalah
Penaung (N) dengan taraf 3 penaung yaitu : tanpa penaung (T), penaung lamtoro
(L), dan penaung pinang (P). Faktor kedua (anak petak) terdiri dari 4 taraf
dosis paket pemupukan (P) yaitu tanpa pemupukan (P0), 140 kg Urea, 35 kg SP-36,
70 KCL (P1), 280 kg Urea, 70 kg SP-36, 140 KCL(P2) dan 560 kg Urea, 140 kg
SP-36, 280 KCL(P3).
Hasilnya
menunjukkan bahwa Nilam Aceh tanpa penaung memberikan pertumbuhan dan produksi
awal yang lebih baik dibandingkan dengan Nilam Aceh yang tumbuh dibawah
naungan. Diantara perlakuan penaung, pertumbuhan dan produksi awal tanaman Nilam
Aceh dibawah penaung lamtoro menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan
pada pinang. Hasil terbaiak parameter pertumbuhan berat daun basah dan kering
berat tanaman kering, serta produksi awal tanaman Nilam Aceh yang meliputi
terna kering dan minyak Nilam Aceh diberikan pada dosis P1 (140 kg Urea, 35 kg
SP-36, 70 KCL), meskipun pada parameter pertumbuhan lainnya, yaitu tinggi
tanaman, lilit batang, jumlah daun, luas daun dan kadar klorofil, dosis paket
pupuk P3 (560 kg Urea, 140 kg SP-36, 280 KCL) menunjukkan hasil yang lebih
baik. Terdapat interaksi nyata anatara penaungan dan dosis paket pupuk NPK pada
berat tanaman kering dengan perolehan hasil terbaik pada perlakuan Nilam Aceh
tanpa penaung P1 (TPP1). Penanaman Nilam Aceh sebagai tanaman sela kakao muda
tidak memberikan engaruh negative pada pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter
batang kakao. Hal ini menunjukkan Nilam Aceh sebagai tanaman sela kakao dapat
memberikan tambahan penghasilan bagi pekebun. Tanaman Nilam Aceh aceh sebagai
tanaman sela kakao muda dapat memberikan tambahan penghasilan bagi pekebun
meskipun B/C rationya lebih kecil daripada yanag dihasilkan oleh Nilam Aceh
tanpa penaung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar